Galangan kapal indonesia semakin berkembang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rektor IV Bidang Penelitian Inovasi dan Kerja Sama, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Ketut Buda Artana mengatakan, Indonesia bisa memiliki galangan kapal terbesar di dunia apabila pemerintah mau mengembangkan ladang gas Blok Masela dengan skema terapung atau teknologifloating liquified natural gas (FLNG). 

Ketut mengatakan, jika proyek pengembangan Blok Masela dengan skema FLNG berjalan sesuai rencana, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas galangan kapal di Indonesia. Hal ini karena, untuk proses finalisasi pabrikasi fasilitas FLNG ini dibutuhkan galangan kapal seluas 485 meter, sementara galangan kapal terbesar di Indonesia saat ini hanya sebesar 380 meter. 

"Apa artinya bagi Indonesia? Di masa depan, bukan tidak mungkin kita memiliki galangan kapal terbesar kedua di dunia setelah Ulsan di Korea Selatan dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam industri manufaktur perkapalan dan industri lainnya yang berbasis kelautan," kata Ketut melalui siaran pers. 

Ketut mengatakan, dengan majunya industri galangan kapal, maka perekonomian suatu negara akan maju pula. Ia mencontohkan negara itu adalah Singapura yang menjadikan industri perkapalan sebagai salah satu sektor dominan dalam struktur pendapatan negara. 

Dia menjelaskan, industri maritim Singapura mencatatkan kontribusi sebesar 7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara, dengan lebih dari 130 grup internasional shipping dan 5.000 pembangunan maritim yang mampu menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 170 ribu orang.

"Jika negara dengan ukuran darat dan laut jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia ini mampu menyerap tenaga kerja yang signifikan dari sektor maritim ini, bayangkan potensi besar yang dimiliki negara kita di masa depan jika kita mampu memasuki kompetisi maritim kelas dunia," ujar dia.

Comments

Popular Posts